Selasa, 26 Mei 2020

Cara Menghitung Nilai Resistor Pada LED


Cara Menghitung Nilai Resistor Pada LED
LED atau Light Emitting Diode, adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki dua kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda.
Pemasangan kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan.
Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan adalah 10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V dan tergantung karakter warna yang dihasilkan.
Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka LED akan terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar, maka perlu kita gunakan resistor yang berguna sebagai penghambat arus.
Tegangan kerja atau volt atau voltage yang jatuh  pada sebuah LED berbeda-beda, menurut warna yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
§  Infra merah : 1,6 V
§  Merah : 1,8 V – 2,1 V
§  Oranye : 2,2 V
§  Kuning : 2,4 V
§  Hijau : 2,6 V
§  Biru : 3,0 V – 3,5 V
§  Putih : 3,0 – 3,6 V
§  Ultraviolet : 3,5 V
Mengacu data di atas, maka Apabila kita ingin mencari nilai resistor pada LED dapat anda gunakan rumus berikut:
R =(Vs-Vd) / I
Keterangan rumus:
R = Resistor
I  = Arus LED
Vs = Tegangan sumber( bisa battery 12V, atau sumber tegangan lainnya).
Vd = Tegangan kerja LED

A. Contoh Rangkaian LED dari sumber catu daya 12 Volt
Contoh
1. Misal kita mempunyai sebuah LED berwarna merah (tegangan kerja 1,8 Volt) yang akan dinyalakan menggunakan  sumber tegangan 12 Volt DC, maka kita harus mencari nilai resistor yang akan dihubungkan secara seri dengan LED.
Sebelumnya kita mengetahui bahwa arus maksimal yang diperbolehkan melalui LED adalah 20mA. Jadi dari contoh ini dapat diketahui bahwa:
– Tegangan yang digunakan  (Vs) : 12V
– Tegangan kerja LED  (Vd): 1,8V, dan
– Arus LED (I): 20 mili Ampere = 0,02 Ampere (karena 1000 mili Ampere = 1 Ampere).
Maka hambatan pada resistor atau R warna merah adalah sebesar:
R merah untuk 12 volt:
= (Vs-Vd) / I
= (12 volt – 1,8 volt) / 0,02
= 10,2 / 0.02
= 510 ohm

Contoh
2. Dengan cara yang sama  jika LED yang digunakan berwarna biru dan sumber catu daya 12 Volt, maka:
R biru untuk 12 volt:
= (Vs-Vd) / I
= (12 volt – 3 volt) / 0,02
= 9 / 0.02
= 450 ohm
B. Contoh Rangkaian LED dari sumber catu daya 5 Volt
Misal kita mempunyai sebuah LED berwarna merah (tegangan kerja 1,8 Volt) yang akan dinyalakan menggunakan  sumber tegangan 5 Volt DC, maka kita harus mencari nilai resistor yang akan dihubungkan secara seri dengan LED.
Sebelumnya kita mengetahui bahwa arus maksimal yang diperbolehkan melalui LED adalah 20mA. Jadi dari contoh ini dapat diketahui bahwa:
– Tegangan yang digunakan  (Vs) : 5V
– Tegangan kerja LED  (Vd): 1,8V, dan
– Arus LED (I): 20 mili Ampere = 0,02 Ampere (karena 1000 mili Ampere = 1 Ampere).
Maka hambatan pada resistor atau R adalah sebesar:
R = (Vs-Vd) / I
= (5-1,8) / 0,02
= 160 ohm
R merah untuk 5 volt:
= (Vs-Vd) / I
= (5 volt – 1,8 volt) / 0,02
= 3,2 / 0.02
= 160 ohm

Pemasangan LED paralel pada tegangan 12 Volt
Menghitung resistor secara seri :
Jika LED di pasang secara seri maka tegangan kerja LED adalah penjumlahan dari keseluruhan LED yang dipasang seri  tersebut, dalam contoh berikut diperlihatkan tiga buah LED warna kuning yang di pasang seri, jika tegangan sumber masih sama 12V maka maka:
3 buah R kuning untuk 12 volt:
= (12V – (2,4V+2,4V+2,4V)) / 0.02 A
= (12V – 9.6 V) / 0.02 A
= 120 ohm

Pemasangan LED serie pada tegangan 12 Volt
Demikianlah, semoga info ini dapat berguna bagi anda, salam. (sumber: skemarangkaian@blogspot.com)


0 Comments:

Posting Komentar